Belajar psikologi dari qur'an
Al Qur’an adalah Kalam Allah SWT. yang merupakan mu’jizat yang diturunkan (diwahyukan ) kepada Nabi Nuhammad saw. secara berangsur-angsur dalam kurun waktu 22 tahun 2 bulan dan 22 hari, selama 13 tahun turunnya di Mekkah dan selebihnya diturankan di Madinah. Al Qur’an yang berarti bacaan, juga disebut sebagai Al Kitab atau Kitabullah ( AlQuran SurahAl Baqoroh : 2 ) yang tidak ada keraguan kepadanya, disebut juga sebagai Alfurqon (Alquran Surah Alfurqaan : 1) yang berarti pembeda yaitu membedakan antara yang benar dan yang batil, juga disebut sebagai Ad Dzikr (Alquran Surah Alhijr :9), yang berarti peringatan, juga sebagai Al Huda (Alquran Surah Yunus : 57) yang berarti petunjuk, juga sebagai Al Hikmah (Alquran Surah Al Isro’ : 39 ) yang berarti kebijaksanaan, juga sebagai Asy Syifa (Alquran Surah Yunus : 57), yang berarti obat atau penawar.
Al Qur’an diturunkan pertama kali pada tanggal 6 Agustus 610 M , berupa 5 ayat pertama dari Surat Al Alaq, yang diawali dengan perintah “membaca”, yang kemudian diikuti dengan surat-surat lain sampai keseluruhannya berjumlah 114 surah, yang dikumpulkan menjadi 30 juz. Sebagaimanadisebut dalam (Alquran Surah Ali Imron : 7 bahwa diantara ayat ayat Al Qur’an itu ada yangmuhkamat yaitu ayat-ayat yang terang dan tegas maksudnya dapat dipahami dengan mudah, tetapi adapula yang ayat-ayat mutasyabihat yaitu mengandung beberapa pengertian sehingga diperlukan suatu penelitian untuk dapat memahami maksudnya, atau bahkan ada ayat-ayat yang hanya Allah sendirilah yang mengetahui pengertiannya. Secara umum isi kandungan Al Qur’an dapat diklasifikasikan menjadi 3 pokok pembahasan yaitu pokok bahasan mengenai aqidah, ibadah dansyariat.
Metode pembahasannya berupa pembahasan sejarah dari para Rasul, Nabi serta umat-umat masa lampau, disamping ajakan kepada manusia untuk memahami hukum-hukum dalam hubungan dengan Tuhan, dan juga ajakan kepada manusia untuk mamahami hukum dalam hubungan antar manusia serta mahluk lainnya yang kemudian disebut sebagai akhlak. Dengan kandungan yang demikian luas itu maka ternyata Al Qur’an menyebut juga mengenai penyakit-penyakit khususnya gangguan jiwa atau ketidak tenangan jiwa.
Misalnya qalbu ( hati) yang sakit ( maradhun ) disebut dalam Qs. 2 : 10; 5: 52; 8 : 49; 9 :125; 22: 53; 24 : 50; 33 : 12, 32,60; 47: 20 ,29, 74 :31. Qalbu yang sakit ini, dalam ayat-ayat tersebut dikaitkan dengan orang-orang yang mengingkari ayat-ayat atau hukum-hukum Allah, atau orang-orang yang zalim atau dengki atau takut mati dijalan Allah.
Dipihak lain Al Qur’an juga menyebutkan bahwa Qalbu itu dapat tenang bila orang-orang yang beriman yang selalu mengingat kepada Allah ( Qs. 13:28 ).
Selanjutnya didalam Al Qur’an ada istilah lain yaitu majnun yang diterjemahkan “gila” disebut dalam Qs. 15: 6; 26 : 27 ;37 : 36; 44: 14 ; 51: 39,52; 52 : 29 ; 68 : 2 , 51; 81 : 22; yang semuanya itu dituduhkan kepada para Rasul-Rasul Allah yang secara khusus disebut yaitu Nabi Nuh as., Nabi Musa as. dan Nabi Muhammad saw.
Dalam ayat lain disebutkan istilah Jinnatin yang juga diterjemahkan sebagai “gila” seperti pada Qs. 7: 184 ; 23 :25, 70; 34 :8,46. Istilah lain lagi yaitu majnun yang juga diterjemahkan “gila” pada ayat Qs 68 : 6.
Salah satu Surat yaitu Al Qalam ( 68 : 2,4 ) yang sengaja diturunkan untuk membantah tuduhan kaum kafir pada waktu itu bahwa Nabi Muhammad sama sekali bukanlah orang gila, melainkan seorang yang berbudi pekerti ( berakhlak ) yang agung. Dari ayat itu dapat disimpulkan bahwa orang yang berbudi pekerti agung atau berakhlak karimah pastilah bukan orang gila. Sehingga untuk menjadi orang yang tidak gila atau sehat jiwa , haruslah ia mengembangkan dirinya sebagai orang yang berakhlak mulia .

Selain itu masih ada istilah lain dalam Al Qur’an yang tidak secara spesifik menyatakan sebagai gangguan jiwa yaitu dalam surat 91 : 7-10 yang berbunyi:” Dan demi jiwa(nafs) dan penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan ) kefasikan dan ketaqwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. Jenis-jenis nafs, yaitu:
Pertama Alquran Surah 12 : 53 “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan (nafsu ammarah bissu’), kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhan-ku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi MahaPenyayang.
Kedua Alquran Surah  75 : 1, jiwa yang menyesali dirinya sendiri ( nafsu lawwamah), dan
Ketiga Alquran Surah 89 : 27-30, sebagai penghargaan Allah terhadap manusia yang sempurna imannya. yaitu nafsu muthmainnah atau jiwa yang tenang.
Tanda-tanda orang yang mengalami gangguan jiwa menurut Alquran
Didalam Al Qur’an juga disebut berbagai keadaan atau sifat manusia yang dapat dikatagorikan sebagai gangguan jiwa seperti :
1. Rasa sedih atau berduka cita,  seperti pada Qs,28:13 , 20: 40 , 9 : 40 , 3 : 176 , 31: 23 , 36 : 76 ,
    6 : 48, 7 : 35 , 2 :112.
2. Sifat berkeluh -kesah, seperti pada Qs.70: 20 ,
3. Sifat tergesa-gesa,  seperti pada Qs.17 ; 11 ,
4. Melampaui batas seperti pada Qs. 10 : 12 ,
5. Ingkar tak mau bersyukur,  seperti pada Qs. 100 : 6
yang semuanya ini dapat menjadi sumber kegelisahan atau kecemasan . Juga disebut dalam AlQuran berbagai akhlak manusia yang tercela atau sebagai akhlak yang tidak sehat.