“In the middle of difficulty lies opportunities”
(Di tengah kesulitan terletak peluang)
– Albert Einstein
Menjadi PNS adalah keinginan bagi warga Indonesia yang sedang ingin mulai berkarier, terutama bagi mereka yang berusia 18-35 tahun. Ratusan ribu, bahkan jutaan orang berbondong-bondong untuk memperebutkan kursi yang jumlahnya hanya ratusan. Orang yang sudah berkali-kali gagal pun tak pantang menyerah untuk mencoba lagi di tahun berikutnya. Namun, ternyata tak semua orang bermental baja. Banyak yang merasa begitu kecewa, depresi, tertekan, gila, bahkan ada yang memutuskan untuk mengakhiri hidup karena kegagalan ini. Wah, miris, ya!
Billi PS Lim, motivator asal Malaysia beberapa tahun lalu menulis sebuah buku bagus. Judulnya: Dare to Fail. Atau yang bisa diterjemahkan dengan “Berani Gagal.” Dalam buku ini (selanjutnya bahkan dibuatkan versi komiknya juga), Billi menulis tentang perjalanan hidup orang sukses yang tidak takut gagal. Di antara mereka ada yang gulung tikar dalam usaha, ada yang tak berpunya, namun karena mereka berani (dare), akhirnya kesuksesan pun mereka genggam.
Apa yang ditulis Billi bisa jadi bisa diaplikasikan dalam konteks seleksi tahunan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di negeri ini. Tiap tahun banyak dari anak negeri kita yang berbondong-bondong membuat kartu kuning (kartu pencari kerja), dan mendaftarkan dirinya untuk ikut dalam seleksi pada instansi tertentu. Di antara yang ikut itu, tentu saja, lebih banyak yang “tumbang” ketimbang yang berhasil masuk.
Bagi mereka yang sudah diterima CPNS, bisa jadi sedikit kelegaan mereka rasa. Namun, bagaimana dengan barisan mereka yang gagal itu? Untuk mereka yang orientasi hidupnya hanya ingin menjadi pegawai, tampaknya ia akan kejar terus “the big dream”-nya itu di tahun-tahun berikutnya. Tapi, bagi mereka yang tidak terlalu “berharap amat”, bisa jadi mereka akan menempuh pekerjaan lainnya, dan tak menutupkemungkinan akan mendapatkan pekerjaan yang lebih nyaman dengan gaji yang proporsional. Bagi mereka yang gagal, what’s next?
Bukan Segala-galanya
Salah satu nasehat yang diberikan oleh pimpinan Pondok Modern Gontor kepada santrinya dalam haflatul ikhtitam (pertemuan penutup/pelepasan santri) adalah masalah CPNS ini. Disebutkan dalam salah satu tulisan Trimurti Gontor agar para lulusannya tidak terlalu berharap untuk menjadi PNS. Kenapa? Di jaman Pak Harto ketika itu (bisa jadi juga berlanjut hingga sekarang) banyak dari PNS yang ketika telah mendapatkan “kursi” (jabatan), mereka jadi tidak kritis, bahkan pada titik tertentu, ada yang hanya berkutat pada kebiasaan itu-itu saja, dan tidak menambah ilmunya.
Namun, salahkah menjadi PNS? Tentu tidak ada salahnya, bahkan bisa jadi itu sikap yang mulia. Tentu saja, bagi mereka yang belakangan diterima menjadi PNS, jangan sampai ia menjadi malas, tidak menambah ilmunya, merasa diri cukup untuk belajar, dan cuma menjadi “tukang stempel” saja. Yang diharapkan bagi mereka yang di PNS adalah timbulnya sikap inisiatif, motivatif, serta visi yang jauh ke depan untuk bangsa ini.
Tapi bagi mereka yang telah berusaha berkali-kali namun pada akhirnya gagal juga, ini adalah awal yang baik. Bijak bestari ada yang berkata seperti ini, “Kegagalan bukanlah dalih untuk melangkah dengan goyah, tapi sebuah peringatan agar langkah tidak kembali salah.” Bisa jadi saat test pegawai itu, ada usaha yang tidak maksimal. Ketika menjawab soal, tak konsentrasi, tidak belajar contoh soal-soal sebelumnya, atau karena faktor lainnya. Jadi, kegagalan itu haruslah dilihat dalam konteks motivasi bahwa itu adalah peringatan agar kalau di tahun depan mau “bertarung” lagi, jangan sampai salah langkah!
Kalaupun setelah gagal itu, di antara mereka ada yang ingin “banting stir” ke jenis usaha lainnya, itu justru lebih menarik. Ada banyak peluang usaha yang bisa dilakukan di negeri ini. Potensi perikanan kita begitu luas. Ikan-ikan hasil tangkapan di perairan Maluku Utara ini kalau diolah menjadi abon, atau sejenisnya, tentu akan mendatangkan laba yang tak sedikit. Artinya, kalau tak bisa sendiri, usaha ini bisa dilakukan dengan patungan dengan beberapa orang atau perusahaan.
Gagal di CPNS, bukanlah kiamat bagi dunia. Masih banyak lading lainnya yang bisa digarap. Yang bermasalah adalah bagi mereka yang terlalu berharap. Ini masalahnya. Memang betul, bahwa terlalu berharap itu tidak baik. Lebih baik bersikap proporsional dengan pemikiran bahwa “Selalu ada hikmah di balik setiap peristiwa.” Gagal dan berhasil merupakan dua hal yang datang dan pergi. Keduanya ini selalu ada hikmah. Gagal bukan berarti kematian bagi cita-cita, dan keberhasilan juga bukan berarti bahwa itu adalah berkah yang sebesar-besarnya. Masalah gagal dan berhasil ini selanjutnya kembali kepada individunya, kalau ia kreatif, berpikiran panjang dan jauh, maka tentu ke depannya, kesuksesanlah yang ia raih (apakah dalam posisi PNS atau bukan).