Beberapa minggu yang lalu saya membuat status begini di
facebook, Menurut teman-teman asuransi itu penting gak sih?
Dari semua teman yang memberi komentar, semua menjawab bahwa
memiliki asuransi itu penting banget. Alasannya karena sebagai manusia kita gak
tahu kapan risiko (sakit atau kematian) terjadi pada kita (membaca komentar
mereka saya jadi mikir apa jangan-jangan mereka agen asuransi yaks?(Hihi)
Ouh ya saya mau cerita sedikit tentang sejarah asuransi.
Jadi nih, kontrak asuransi pertama kali terjadi di London pada Juni 1583 yang
dicetuskan oleh seseorang bernama William Gibbons.
Saat itu Gibbons khawatir
akan nasib keluarganya jika ia meninggal karena wabah pes yang merajalela
ketika itu, sehingga ia beserta teman-temannya mengikatkan diri dalam sebuah
perjanjian.
Si Mister Gibbons ini ceritanya takut kalau dia meninggal
terus nasib keluarganya gimana?
Keluarganya makan apa? Secara dia adalah kepala
keluarga. Maka dia mengajak teman-temannya dan membuat perjanjian dengan
sekumpulan orang, sehingga apabila dia meninggal nanti keluarganya terjamin
kehidupannya. Caranya, Gibbons dan teman-temannya membayar iuran rutin pada
orang yang menanggungnya.
Kurang lebih begitulah sejarahnya.
Dari kisah di atas dapat disimpulkan kalau produk asuransi
sebenarnya lahir dari permasalahan yang ada di tengah-tengah masyarakat. Jadi
problematika tentang ketidakpastian risiko dicarikan solusinya dalam sebuah
bentuk produk asuransi.
Namun tak sedikit manusia yang kecewa dengan asuransi.
Penyebabnya antara lain:
1. Penjual asuransi tidak menjelaskan produknya dengan
jujur
Orang bijak bilang kejujuran adalah mata uang yang berlaku
di seluruh dunia, artinya kejujuran juga adalah skill yang
berlaku pada seluruh pekerjaan. Banyak penjual asuransi yang dengan sengaja
tidak jujur saat menjual produknya, misalnya mengiming-imingi akan mendapatkan
bunga yang besar, kepastian keuntungan dari hasil investasi, hingga manfaat
yang sebenarnya tak tercantum dalam produk asuransi yang dibeli oleh konsumen.
Menurut saya hal ini bahaya banget ke depannya. Pasti akan
terjadi komplen. Dan sudah pasti si pembeli asuransi (pemegang
polis) akan marah dan kecewa jika tahu apa yang dulu dikatakan si penjual
asuransi tidak terbukti. Mau ngegampar penjual asuransinya dia
sudah resign. Akhirnya si pembeli asuransi cuman bisa kecewa.
Ceritalah dia ke orang-orang, tulis status di media sosial, maka makin buruklah
citra asuransi di tengah masyarakat.
Pertanyaannya, "Ada berapa banyak hari ini penjual
asuransi yang tak jujur dalam produknya?"
Jangan sampai penjual asuransi yang adalah brand
ambassador dari perusahaan asuransi malah jadi batu sandungan untuk
dunia asuransi.
2. Penjual asuransi tidak menjelaskan produknya dengan
detail
Kesalahan selanjutnya dari penjual asuransi adalah tak
menjelaskan produknya dengan detail, misalnya manfaatnya dijelaskan tapi biaya
administrasinya tidak dijelaskan karena takut gak dibeli.
Padahal menurut saya konsumen tak akan sepicik itu. Buktinya
kita tetap menyimpan uang di rekening sekalipun tahu ada biaya bulanannya. Itu
karena kita sadar bahwa manfaat yang kita terima jauh lebih besar dibandingkan
biaya adminnya.
Makanya jangan takut produk asuransi tidak dibeli karena
menjelaskan biayanya. Toh biayanya juga gak gede-gede amat kok. Jadi menurut
saya agar nasabah tidak kecewa dan dicerdaskan, jelaskanlah produk dengan
detail.
3. Penjual asuransi menyamarkan produknya
Produk asuransi itu ada yang tradisional, artinya asuransi
murni, misalnya untuk kesehatan ataupun perlindungan jiwa. Ada juga yang
namanya produk unit link, ini adalah produk asuransi yang
menggabungkan sisi proteksi dengan sisi investasi. Banyak orang lebih menyukai
produk ini karena bisa sekalian menabung.
Tapi yang perlu diketahui, menabung di asuransi tidak sama
dengan deposito di bank. Kalau di asuransi memang nasabah juga bisa memiliki
tabungan, namun sifat tabungannya itu investasi. Namanya juga investasi pasti
fluktuatif.
Penjual asuransi tak boleh memberi kepastian keuntungan.
Tapi penjual asuransi bisa menjelaskan track record dari
ilustrasi investasi yang sudah terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Dan yang
perlu digaris bawahi, berinvestasi di asuransi itu sebenarnya untuk jangka
panjang, minimal sepuluh tahunlah karena di lima tahun awal itu biasanya premi
yang kita bayarkan akan dialokasikan dulu untuk membentuk uang pertanggungan.
Uang pertanggungan adalah nominal rupiah yang akan diberikan
pada keluarga (anak/istri) jika terjadi resiko meninggal dunia pada pemegang
polis atau si tertanggung.
Setiap kita membeli produk asuransi, kita akan diberi masa
tenggang untuk membaca ulang produk yang kita beli. Jadi manfaatkanlah
kesempatan tersebut untuk memastikan bahwa produk yang kita beli sudah benar.
Kalo gak ngerti coba tanya sama agennya.
Coba baca ulang buku polisnya dengan teliti. Jangan sampe
kita gak butuh proteksi kesehatan tapi sama agennya malah dimasukin manfaat
kesehatan. Itu yang bikin premi kita besar tapi sisi investasinya kecil. Jadi
telitilah sebelum membeli produk asuransi.
0 Comments